BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam dunia pekerjaan pelayanan yang diberikan seorang petugas
sangatlah penting dalam mendukung berjalannnya pelayanan yang optimal terhadap
pelanggan/konsumen, tidak terkecuali dalam pelayanan suatu perpustakaan. Maka
dari itu petugas perpustakaan dituntut dalam bekerja secara optimal dalam
melayani pemakai perpustakaan/pemustaka.
Dalam pelayanan, kepribadian petugas sangat berperan penting dalam
pelayanan, jika kepribadian petugasnya baik, maka ini dapat menjadi faktor
utama sebagai pendukung pelayanan yang baik dan prima, sehingga para pemustaka
akan merasa senang dan puas terhadap pelayanan petugas yang optimal tersebut.
Maka dari itu, dalam penulisan makalah ini, akan dibahas masalah
faktor-faktor pendukung kepribadian petugas pelayanan perpustakaan, ditujukan
agar pembaca akan memahami bagaimana cara agar kepribadian petugas pelayanan
perpustakaan terbentuk dengan baik untuk mencapai pelayanan yang optimal
terhadap pemakai di suatu perpustakaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kepribadian Petugas Pelayanan
Heldebrand
(1988:25) mendefinisikan kepribadian sebagai gabungan kualitas, kebiasaan, dan
reaksi yang terbentuk atas dasar kesadaran kita. Kepribadian dikenal sebagai
sesuatu yang baik atau tidak baik dalam hal kelazimannya dan direspons secara
positif atau negatif oleh mereka yang melakukan kontak dengan kita. Sementara
itu, Hamalik (1993:34) mengatakan bahwa kepribadian adalah suatu sistem semua
tingkah laku seseorang yang unik, terintegrasi, dan terorganisasi.
Pengertian kepribadian Menurut Allport (seorang ahli
Psikologi), kepribadian adalah organisasi yang dinamis dari sistem psiko-fisik
yang unik (khas) pada diri individu yang turut menentukan cara-cara penyesuaian
diirinya dengan lingkungan.[1]
Kepribadian
adalah semua corak perilaku dan kebiasaan individu yang terhimpun dalam dirinya
dan digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan
baik dari luar maupun dari dalam. Corak perilaku dan kebiasaan ini merupakan
kesatuan fungsional yang khas pada seseorang.
Kepribadian
adalah penampilan dan tingkah laku (cara bicara, cara berjalan, dll) yang
menggambarkan perilaku (pengetahuan, sikap, dan ketrampilan, beauty and
behavior) seseorang yang dapat diamati secara langsung maupun tak langsung,
yang dapat diamati secara langsung maupun tak langsung, yang dapat dijadikan
sebagai tolok ukur kualitas diri yang bersangkutan.[2]
Dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kepribadian merupakan bawaan dari
setiap individu sejak lahir (kejiwaan, dan fisik), dan kepribadian dapat
berubah seiring pertumbuhan seseorang. Dimana seseorang tersebut dalam perjalanan
hidupnya akan menerima rangsangan baik dari luar maupun dari dalam, dan orang
tersebut akan menanggapi rangsang itu dan kemungkinan akan berpengaruh pada
sikapnya.
Kepribadian
memiliki beberapa unsur antara lain :
- Penampilan
Penampilan
menyangkut raut muka, cara berdiri, cara berjalan, dan keluar masuk ruang.
Penampilan akan memberikan kesan pertama terhadap orang lain yang memandang
atau memperhatikan.
2.
Hubungan
antar pribadi
Hubungan antar pribadi menyangkut sikap dan atau perilaku
saat berkomunikasi, baik komunikasi langsung maupun tidak langsung.
3.
Etika
pergaulan
Dapat diartikan sebagai tata pergaulan atau
aturan-aturan yang berkaitan dengan norma perilaku disekitarnya, yang membuat
disukai atau tidak disukai oleh lingkungan sekitarnya.
Perkembangan kemampuan dalam melayani seseorang di dalam
dunia pelayanan jasa tidak tumbuh begitu saja, tetapi melalui sebuah proses
yang diupayakan. Dunia pelayanan bukan dunia hamba sahaya,
melainkan dunia tempat seseorang bekerja secara profesional dalam melayani
manusia lainnya sesuai dengan bidang kerjanya. Akan tetapi, bagaimana ia dapat
mewujudkan segala potensi yang ada dalam dirinya menjadi kenyataaan, tergantung
pada sikap dan kepribadiaannya.
1.
Terbentuknya kepribadian
Beberapa ahli dalam bidang psikologi memberikan beberapa pandangan
tentang terbentuknya kepribadian manusia. Berikut dibawah ini, beberapa teori
tersebut:
a.
Teori
nature
Teori ini menganggap bahwa kepribadian manusia yang terbentuk
adalah hasil bawaan sejak ia dilahirkan, yang disebut sebagai kepribadian yang
hadir secara alami dan tergantung pada potensi yang dimiliki.
b.
Teori
nurture
Teori ini menganggap bahwa kepribadian manusia terbentuk oleh
lingkungannya; dalam arti, titik berat perkembangan pribadi manusia terletak
pada seberapa besar lingkungan mempengaruhinya.[3]
c.
Teori
konvergensi
W. Stern menyatakan bahwa kepribadian manusia terletak sebagai
interaksi antara nature dan nurture, yakni interaksi antara
potensi yang dimilikinya dan seberapa jauh lingkungan mempengaruhi perwujudan
potensi tersebut.
Dari ketiga teori tersebut, teori konvergensi merupakan pandangan
yang sesuai dengan pembentukan pribadi manusia pada umumnya. Potensi yang ada
dan dimiliki oleh setiap orang harus dapat dikembangkan secara maksimal. Dalam
dunia pelayanan, petugas harus mengembangkan kepribadiannya secara optimal agar
mereka dapat mempengaruhi orang lain untuk memakai jasa mereka tanpa proses
pemaksaan karena adanya kesadaran diri disertai dengan pengertian dari petugas
yang baik. Penyampaian informasi atau pengertian dengan baik dan benar tidak
akan muncul jika petugas yang bersangkutan tidak memiliki kepribadian yang
menonjol.[4]
A.
Proses
Pembentukan Kepribadian :
1.
Aliran Konvergensi, kepribadian merupakan hasil
perpaduan antara pembawaan (faktor internal) dengan pengalaman (faktor
eksternal).
2.
Aliran nativisme, kepribadian ditentukan oleh
faktor pembawaan.
3.
Aliran empirisme (tabularasa), kepribadian
ditentukan oleh pengalaman dan lingkungannya.
B.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pembentukan kepribadian
Ada 4 faktor Pembetuk kepribadian:
1.
Warisan
Biologis(Keturunan)
Sifat-sifat
biologis manusia yang bersifat warisan memberikan andil yang cukup besar pada
tahap pertama perkembangan kepribadian seseorang,misalnya jenis kelamin,ukuran
tubuh,kekuatan jasmani dan kecintaan.
2.
Lingkungan
Alam(Geografis)
Faktor
ligkungan alam turut menentukan corak kepribadian seseorang karena lingkungan
tersebut menentukan tingkat kebutuhan pokok dan mempertahankan hidup.
3.
Lingkungan
Kebudayaan
Untuk dapat
hidup dan bergaul dengan baik ,dalam suatu kebudayaan tertentu semua masyarakat
mengembangkan tipe kepribadian tertentu yang selaras dengan kebudayaan mereka.
Faktor
lingkungan cultural (kebudayaan masyarakat ) berupa:
a.
Cara
hidup yang berbeda antar desa
b.
Kebudayaan khusus kedaerahan atau etnis
c.
Kebudayaan khusus antar sosial
d.
Kebudayaan khusus karena perbedaan agama
e.
Pekerjaan atau keahlian
f.
Pengalam
kelompok
g.
Pengalaman unik
4.
Lingkungan
Sosial
Nilai, norma
dan kepercayaan yang ada dalam auatu kelompok juga menentukan terbentuknya
kepribadian. Tanpa adanya pengalaman dari kelompok ini kepribadian tidak akan
berkembang.[5]
White & Beckley (1973:6) menyatakan bahwa kepribadian atau personality
dapat diungkapkan melalui akronim P-E-R-S-O-N-A-L-I-T-Y, yang masing-masing
huruf mempunyai makna tertentu.
P Pleasantness
Good manners and a
smile are natural assets.
Seorang petugas
yang bekerja di industri jasa pelayanan diharapkan mampu menyenangkan orang
lain melalui kesopan-santunan yang baik dan selalu tersenyum kepada
pelanggan/pemakai. Hal ini merupakan aset yang tidak ada habisnya bagi
perpustakaan yang bersangkutan.
E Eagerness to
help other, with a likingh for people and willingness to serve them.
Adanya keinginan yang kuat dari
dalam diri untuk membantu dan meyukai orang lain. Bergaul dan rela melayani
orang yang berkepentingan dengan pekerjaan kita merupakan salah satu unsur
kepribadian dari dalam diri kita. Kita harus bangga dengan pekerjaan kita dan
upaya memberikan pelayanan yang memuaskan dapat membahagiakan diri kita
sehingga perasaan tersebut secara otomatis mempengaruhi orang lain.
R Resfect for other
people. Courtesy costs nothing.
Dalam
jasa pelayanan, menghormati dan menghargai orang lain sangatlah penting,
terutama karena orang lain tersebut adalah pemakai perpustakaan kita. Bersopan
santun dan bersikap ramah pada pemakai perpustakaan tidak membutuhkan biaya
sepersen pun. Jika para petugas perpustakaan menghormati mereka secara wajar,
mereka akan lebih menghargai kita dan akan memberikan respons atas apa saja
yang sedang kita lakukan untuk mereka.
S Sense of
responsibility is a realisation that what one does and says is important.
Rasa
tanggung jawab yang besar adalah sebuah realiasasi bahwa apa yang kita lakukan
untuk pemakai perpustakaan adalah penting. Jangan sampai perbuatan dan
perkataan kita membawa pemakai perpustakaan tidak yakin dengan produk/jasa
perpustakaan kita.
O Orderly mind is
essential for methodical and accurate work.
Kita harus
memiliki jalan pikiran yang teratur dan terorganisasi untuk melakukan pekerjaan
dengan metode yang baik dan dengan tingkat ketepatan yang tinggi.
N Netness indicates
pride in self and job.
Kerapian merupakan suatu bukti bahwa kita bangga dengan diri dan
dengan pekerjaan kita. Dengan berpikir positif seperti ini, penampilan kita
akan tampak ‘bercahaya’.
A Accuracy in everything done is of
paramount importance.
Keakuratan/ketepatan/ketelitian dalam setiap hal yang kita kerjakan
adalah nilai yang sangat penting. Jika kita bekerja secara tepat, cepat, aman
serta ramah pada tamu, dalam hal ini pemakai perpustakaan, balasan yang akan
kita terima adalah kepuasan dalam bekerja.
L
Loyalty to both management and
collegues make good team work.
Bersikap setia kepada manajemen dan rekan kerja merupakan kunci
sukses keberhasilan dari kerja sama tim.[6]
I Intelligent use of common sense at
all times.
Kita harus senantiasa menggunakan akal sehat dalam memahami orang
lain karena penggunaan akal sehat tersebut akan mengasah perasaaan dan intuisi
kita terhadap apa yang tersirat dalam benak pemakai perpustakaan pada saat kita
berinteraksi dengan mereka.[7]
T Tact saying and doing the right
thing at the right time.
Berbicara secara bijaksana dan melakukan segala sesuatu secara
benar pada saat yang tepat merupakan ciri kepribadian yang kuat.
Y Yearning to be good service clerk
and love of the work is essential.
Adanya keinginan yang kuat dalam diri kita untuk menjadi petugas
pelayanan yang baik serta mencintai pekerjaan tersebut.
Jadi, seorang pustakawan harus mampu membangun komunikasi yang baik
dengan pihak manajemen, sesama petugas, dan terlebih mampu membangun komunikasi
yang baik dengan pelanggan. Karena pelayanan yang prima akan mendatangkan rasa
puas baik bagi pustaka sendiri maupun bagi para pelanggan (user).
2.
Konsep kepribadian
Konsep pengembangan pribadi perlu dijalankan oleh siapa saja yang
bekerja di pusat-pusat pelayanan informasi untuk membentuk pribadi yang unggul.
Konsep pengembanagan pribadi diperkenalkan oleh John Robert Power. Melalui
konsep POWER dikembangkan kombinasi nature dan nurture yang
tepat.
Tujuannya adalah agar kita dapat menggali potensi-potensi yang ada
dalam diri kita secara optimal dan memberikan patokan dasar yang bisa kita
gunakan untuk mengembangkan diri lebih jauh serta untuk mempelajari sikap-sikap
positif guna mendukung pelaksanaan peran kita sebagai individu dan makhluk
sosial. Untuk mencapai pengembangan diri yang optimal, kita memerlukan unsur-unsur
pendukung sebagai berikut:
a.
Upaya
pengenalan diri,
b.
Pemerolehan
umpan balik,
c.
Upaya
pembentukan sikap,
d.
Pengembangan
kepribadian yang kuat, dan
e.
Komunikasi
yang efektif.
Selanjutnya, konsep POWER mengatakan bahwa pribadi sosial yang
matang, antara lain dapat bersikap sebagai berikut:
P Possitive
attitudes
Replacing negative attitudes with possitive onesI ‘mengubah suatu sikap negatif menjadi positif’.[8]
O Other people
Increasing your understanding of other people’s attitudes and the
ways in which they can be favorably influenced ‘meningkatkan pengertian mengenai sikap orang lain dan cara-cara
mempengaruhi mereka tanpa merugikan mereka’.
W Words
Sharpening your ability to communicate accurately and dramatically ‘pertajam kemampuan Anda untuk berkomunikasi dengan tepat dan
dramatis sehingga orang lain tertarik untuk berinteraksi lebih jauh dengan
Anda. Utarakan pendapat Anda dengan bahasa dan mudah dimengerti oleh orang
lain’.
E Expanding your
interest in other people and things about you
‘perluas ketertarikan Anda
pada orang lain dan segala sesuatu tentang diri Anda karena hal tersebut akan
menambah wawasan dan pola pikir kita’.
R Realize
As a result of the above, realize more of your personal goals ’menyadari maksud dan tujuan kita bekerja, yakni memberikan
kepuasan pelayanan kepada pemakai perpustakaan, Anda dapat mencapai tujuan
akhir Anda untuk mendapatkan kepuasan kerja dan peningkatan kemampuan atau
jenjang karier.[9]
Demikianlah, jika dapat bersikap POWER, konsep diri dapat terwujud dalam
diri Anda. Namun, yang harus dipahami adalah bahwa pengenalan diri tidak datang
begitu saja, tetapi melalui tahapan atau proses.
Ingham & luth dalam teori Johari Window-nya menyatakan
bahwa manusia memiliki empat daerah pengenalan diri, yaitu sebagai berikut:
1)
Daerah
terbuka
Daerah ini
mencakup hal-hal yang kita ketahui tentang diri kita dan yang diketahui oleh
orang lain.
2)
Daerah
tersembunyi
Daerah ini
mencakup hal-hal yang kita ketahui tentang diri kita, tetapi hal tersebut tidak
diketahui oleh orang lain.
3)
Daerah
buta
Daerah ini
merupakan daerah yang mencakup hal-hal tentang diri kita yang tidak kita
ketahui, tetapi diketahui oleh orang lain.
4)
Daerah
gelap
Daerah ini
mencakup hal-hal tentang diri kita yang tidak kita ketahui dan tidak diketahui
oleh orang lain.[10]
3.
Karakteristik kepribadian
Kepribadian selalu berkembang dan mengalami perubahan. Ciri
perkembangan kepribadian manusia yang berperan sebagai kunci dalam manajemen
pelayanan adalah sebagai berikut:
a.
Kepribadian
berkembang terus menerus sepanjang kehidupan organisasi manusia. Semua
pengalaman yang telah diperoleh sebelumnya diakumulasikan dan diintegrasikan ke
dalam keseluruhan kepribadian seseorang.
Pada dasarnya
hal-hal yang telah dialami sebelumnya menjadi tahapan bagi pengalaman baru dan dibentuk
menjadi pola tingkah laku yang dipelajari. Dengan demikian, seseorang dalam
sepanjang hidupnya akan memperoleh pengalaman-pengalaman baru yang memperkaya
dan lebih memantapkan kepribadiannya.
b.
Tiap
individu memiliki pola kepribadian masing-masing yang bersifat unik dan berbeda
dengan lainnya.
c.
Kepribadian
individu tidak pernah menetap ( statis ), tetapi selalu bergerak ( dinamis)
berubah dan berkembang. Dinamika pribadi dapat disebabkan oleh unsur-unsur
internal pribadi itu sendiri atau oleh pengaruh faktor-faktor di luarnya,
misalnya pengaruh lingkungan, sosio-kultural, dan hubungan antarpribadi. Adaptasi
dan penyesuaian dengan lingkungan dapat membuat kepribadian individu menjadi
lebih mantap dan mapan; atau sebaliknya, adaptasi tersebut justru mengganggu
individu tersebut dan menimbulkan masalah.
Tingkah
laku manusia memiliki dua aspek yang saling berinteraksi, yaitu:
(1)
Aspek
objektif yang bersifat struktural (aspek jasmaniah dari tingkah laku tersebut),
dan
(2)
Aspek
subjektif yang bersifat fungsional (aspek rohaniah dari tingkah laku tersebut).
Gangguan pada salah satu aspek akan
mengganggu aspek lainnya. Sebaliknya, suatu aspek yang berada dalam kondisi
baik akan mempengaruhi kondisi aspek lainnya menjadi baik pula.[11]
Dalam pelayanan perpustakaan, petugas
perpustakaan sangat berperan penting untuk meningkatkan pelayanan bagi para
pemustaka (pemakai perpustakaan). Maka dari itu untuk lebih meefektifkan
pelayanan perpustakaan, petugas harus bisa menjaga beberapa hal penting,
seperti yang akan dibahas berikut ini:
1)
Penampilan diri dalam bekerja
Menurut Maltz (1996:3), citra diri
adalah konsepsi Anda sendiri mengenai orang seperti apa diri Anda. Penampilan
adalah bentuk citra diri yang terpancar dari diri seseorang dan merupakan
sarana komunikasi antara kita dengan orang lain. Berpenampilan menarik adalah
salah satu kunci sukses dalam bekerja, terutama pekerjaan yang berhubungan
dengan orang lain. Orang lain akan merasa nyaman, betah dan senang jika
penampilan diri kita enak dipandang. Kesehatan tubuh sangat mempengaruhi
penampilan kita dalam bekerja.
Jennifer Schoon (1996:29) mengatakan
bahwa penampilan secara keseluruhan (total look) menentukan menarik
tidaknya seseorang. Pada era 1990-an, konsep kecantikan dan ketampanan mengacu
pada satu kata penting, yaitu energi. Energi inilah yang jauh lebih penting
daripada sekedar canti dan tampan secara alamiah. Jika dapat mewujudkan energi
ini dalam kehidupan sehari-hari, kita akan tampak lebih hidup dan menarik dan
hasil kerja kita juga akan lebih baik. Banyak persyaratan yang dapat membuat
kita tampil sempurna di hadapan pemakai perpustakaan, antara lain sebagai
berikut:
1)
Faktor
kesehatan tubuh,
2)
Perawatan
anggota tubuh,
3)
Busana
kerja dan aksesori.[12]
Penampilan diri petugas perpustakaan, meliputi bagian luar dan dalam,
bagian luar antara lain: pakaian, karakter penampilan, perwatakan wajah,
komunikasi, serta ‘Body
Langguage’. Bagian dalam antara lain: nilai pribadi, mengutamakan
penggunna/pemustaka, nilai kepimpinan, nilai profesionalisme, nilai produktiviti/kualaiti, serta nilai
keagamaan.
Penampilan seseorang sangat mempengaruhi penilaian orang lain
terhadap orang tersebut sebelum berinteraksi lebih jauh. Berpenampilan yang
baik dan bersehaja bagi seseorang pustakawan akan mempengaruhi tingkat perhatian
dan antusias pengguna perpustakaan untuk memanfaatkan perpustakaan. Keuntungan
berpenampilan baik, diantaranya: lebih profesional, lebih percaya diri,
menanamkan keyakinan dan kepercayaan terdahap orang lain.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penampilan petugas pelayanan
perpustakaan, seperti berikut ini:
a.
Kebersihan
diri
b.
Tata
rias rambut
c.
Tata
rias wajah
d.
Tata
rias busana dan perlengkapannya
a)
Kebersihan
diri, meliputi:
·
Kuku:
bersih, tidak panjang, dan sehat.
·
Bau
badan: jaga kebersihan badan dengan baik agar tidak menimbulkan bau yang kurang
enak.
·
Bau
mulut: sikat gigi dan kumur-kumur setiap habis makan.
·
Kaos
kaki pria dan wanita:
-
Hindari
kaos kaki yang sudah sobek
-
Hindari
pemakaian kaos kaki yang karetnya sudah kendur
·
Sepatu
disemir dan dijaga kebersihannya
·
Baju
-
Perhatikan
kebersihan krah dan pergelangan tangan
-
Hindari
pemakaian baju yang sudah berbau keringat
·
Jagalah
kebersihan rambut bagi pria
·
Jilbab:
bersih rapi dan tidak bau
·
Perhiasan:
gunakan perhiasan seperlunya dengan bentuk sederhana dan serasi.
b)
Tata
rias rambut, meliputi:
·
Tatanan
rambut harus tersisir rapi
·
Model
rambut tidak menutupi wajah atau kening
c)
Tata
rias wajah, meliputi:
·
Wanita:
riasan natural/tidak menyolok
·
Pria:
wajah bersih dan segar, kumis terpelihara rapi, panjang kumis sebaiknya tidak
melebihi tepi bibir bagian atas, dan juga sebaiknya tidak memelihara janggut
dan jambang
d)
Tata
rias busana dan perlengkapannya,meliputi:
·
Busana
wanita:
-
Warna-warna
netral atau arah gelap
-
Hindari
warna-warna menyolok/menyilaukan mata
-
Model
formil/ semi formil lengan panjang
-
Rok/celana
panjang terbuat dari bahan bukan jeans atau kaos
-
Jilbab
yang sopan tidak transparan
·
Busana
pria:
-
Polos
warna lembut atau putih (hindari warna-warna menyala)
-
Bermotif
(garis-garis, kotak-kotak, batik dan lain-lain)
-
Kemeja
lengan panjang atau pendek
-
Celana
panjang dan diserasikan dengan kemeja[13]
2)
Komunikasi efektif
Pemakai perpustakaan adalah orang-orang yang datang kepada kita
(para petugas) dengan maksud, tujuan, dan harapan tertentu serta ingin
memperoleh apa yang diinginkan dengan cara yang menyenangkan. Oleh karena itu,
para petugas bidang pelayanan diharapkan menguasai teknik komunikasi yang
sederhana, tetapi efektif, yang akan menimbulkan saling pengertian dan saling
menguntungkan (simbiosis mutualisme) antara kedua belah pihak. Berikut beberapa
definisi komunikasi yang dikemukakan oleh para ahli.[14]
a.
Komaruddin
(1994:138) menyatakan bahwa komunikasi adalah penyampaian pikiran, informasi,
peraturan, atau instruksi dengan suatu cara tertentu hingga si penerima mengerti
sepenuhnya.
b.
Robbins
(1993:325) menyatakan bahwa communication is the transference and
understanding of meaning ‘ komunikasi adalah pemindahan dan pengertian
suatu maksud’.
c.
Murphy
(1957:5) mengatakan bahwa communication is the whole process used in reaching
other minds ‘ komunikasi adalah keseluruhan proses yang diperlukan untuk
mencapai pikiran-pikiran orang lain’.
d.
Harwood
(1953:74) menyatakan bahwa communication is more technically defined as a
process for conduction the memories ‘ secara teknis komunikasi
didefinisikan sebagai proses pemindahan ingatan-ingatan.
Dari beberapa
definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi adalah proses
pemindahan/penyampaian warta/berita/informasi yang mengandung arti dari satu
pihak (seseorang atau tempat) kepada pihak lain dalam upaya mencapai saling
pengertian. Definisi ini memberikan pengertian yang sangat luas karena tidak
hanya menitikberatkan pada aspek manusianya. Dalam berkomunikasi yang saling
penting adalah terjadinya hubungan yang serasi dan selaras serta harmonis,
disertai saling pengertian.
Banyak teori
dipaparkan mengenai definisi komunikasi, tetapi yang penting adalah bagaimana
mempraktikkannya dalam pekerjaan sehari-hari. Dalam berkomunikasi dengan orang
lain sebaiknya kita mulai belajar mengenai mood orang yang kita
ajak berkomunikasi. Selain itu, kita juga perlu memiliki keahlian
berkomunikasi, bersikap jujur, tidak pandang bulu, mau mendengar orang lain,
tidak hanya membicarakan diri sendiri, dan mau mengakui kekurangan diri
sendiri. Kunci komunikasi efektif adalah mencoba mengerti dan melakukan
tindakan untuk memuaskan keinginan pemakai perpustakaan. Dengan demikian, Anda
akan menambah jumlah pemakai perpustakaan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kepribadian merupakan bawaan dari setiap individu sejak lahir
(kejiwaan, dan fisik), dan kepribadian dapat berubah seiring pertumbuhan
seseorang. Dimana seseorang tersebut dalam perjalanan hidupnya akan menerima
rangsangan baik dari luar maupun dari dalam, dan orang tersebut akan menanggapi
rangsang itu dan kemungkinan akan berpengaruh pada sikapnya. Kepribadian
memiliki beberapa unsur antara lain : Penampilan, Hubungan
antar pribadi, dan Etika pergaulan.
Didalam
kepribadian petugas pelayanan perpustakaan terdapat beberapa faktor pendukungnya,
antara lain:
1.
Terbentuknya kepribadian
2.
Konsep kepribadian
3.
Karakteristik kepribadian
Tujuannya
penulisan makalah ini yaitu dapat mendukung petugas pelayanan perpustakaan
dengan optimal, terutama dalam masalah kepribadian petugas pelayanan
perpustakaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Juairiah, Psikologi Pemakai (Psikologi Pengguna
Perpustakaan)
Abdulllah, Amin, Dasar-dasar
Ilmu Perpustakaan dan Informasi.Yogyakarta:
Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab IAIN Sunan Kalijaga,
2003.
http://zonangelmu.blogspot.com/2013/01/proses-dan-faktor
pembentukan.html#.UmTVkazWrIU./
Senin,21/10/2013.
http://jenemeks.blogspot.com/2012/04/pembentukan-kepribadian.html/
Senin,21/10/2013.
http://h0404055.wordpress.com/2010/04/02/konsep-konsep-kepribadian/
Senin, 21/10/2013.
CATATAN KAKI
[3] Abdulllah, Amin, Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan
dan Informasi. (Yogyakarta: Jurusan
Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab IAIN Sunan Kalijaga, 2003), hal.
242
[4] Ibid, hal. 243
[6] Ibid, hal. 244
[7] Ibid, hal. 244-245
[8] Ibid, hal. 245
[9] Ibid, hal. 246
[10] Ibid, hal. 247
[11] Ibid, hal.247-248
[12] Ibid, hal. 248
[13] Juairiah, Psikologi
Pemakai (Psikologi Pengguna Perpustakaan).hal.27-32
[14] Abdulllah, Amin, Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan
dan Informasi. (Yogyakarta: Jurusan
Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab IAIN Sunan Kalijaga, 2003), hal.
248
makalahnya q pakai bwt presentasi tugas iaa kk... makasiih :)
BalasHapus